Kamis, 19 Maret 2015

LIMA KARYA INOVASI ANAK NEGERI YG MEMBANGGAKAN.

LIMA KARYA INOVASI ANAK NEGERI YG MEMBANGGAKAN.

bendera merah putih
ilustasi: bendera merah putih.

NUSWANTARA COM
-
Berawal dari hal sederhana dan problem sehari-hari, anak negeri ini berhasil menciptakan inovasi yang membuat banyak orang berdecak kagum. Tidak cuma dikenal di dalam negeri, inovasi mereka bahkan sampai diakui dunia.

Sebut saja tiga bocah desa asal Jawa Timur yang membuat robot sebagai solusi ekonomis memindahkan barang dengan jumlah banyak. Ahmad Khoirul Hadi (15), anak pedagang ikan, Nabil Al Annisi (14), anak sopir freeline, dan Mohammad Harris Riqin (13), anak seorang nelayan dari desa pesisir Pantai Utara perbatasan Gresik-Lamongan, telah membuktikan kemampuan sebagai anak desa.

Mereka bertiga, secara beruntun menjuarai kompetisi robot tingkat nasional di Jember dan Bandung. Untuk kemudian, akan terbang ke Tay Eng Soon Convention Centre, ITE Headquarters, Singapura . Prestasi moncer dari tiga anak desa ini juga memberi kejutan bagi warga desanya, termasuk keluarga mereka sendiri.

Masih banyak inovasi anak negeri yang membanggakan lainnya, berikut lengkapnya:

gambar pare

1.
Pelajar SMP ciptakan baterai dari pare

NUSWANTARA COM - Siswa-siswi kelas IX dari SMP Negeri 2 Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan, menciptakan baterai dari buah pare yang ternyata memiliki energi yang serupa dengan baterai.

"Ternyata buah pare tidak hanya enak dimakan, tapi kandungan di dalam buah tersebut bisa dijadikan energi listrik seperti baterai," kata salah seorang siswi SMP Negeri 2 Takalar Nurul Izza Fajriani, di sela-sela pameran pendidikan USAID PRIORITAS di Kabupaten Takalar, Sulsel.

Berdasarkan penelitian mereka, ternyata buah pare mengandung senyawa basa yang bisa menggantikan serbuk karbon dalam baterai. Senyawa basa pada buah pare ini mengandung ion OH- yang bisa menghasilkan sumber listrik.

"Caranya pun amat mudah untuk menghasilkan baterai dari buah pare ini, siapa saja bisa membuatnya. Pertama, buah pare diambil dalamnya saja dan dicacah-cacah diperas tidak boleh terlalu kering dan terlalu basah," katanya.

Langkah kedua, ujar dia, batang karbon dan serbuk karbonnya dikeluarkan kemudian baterai yang telah kosong diisi dengan buah pare yang telah diperas, lalu masukkan kembali batang karbon baterai dan ditutup.

"Hasilnya luar biasa. Ketika diuji cobakan untuk menghidupkan jam, penunjuk jam langsung bergerak tanda menyala, demikian juga untuk menyalakan lampu," katanya.

Setelah terbukti mampu membuat jam menyala, siswa juga menguji besaran kandungan tegangan buah pare tersebut, dibandingkan dengan baterai asli dengan memakai alat meter dasar.

Setelah diuji coba, ternyata kandungan energinya tidak jauh berbeda dengan baterai asli. Kalau baterai paten memiliki voltase 1,5 volt dan baterai buah pare ini memiliki antara 1,3 sampai 1,4 volt.

remot dan tv

2.
Meski hanya punya ijazah SD, tapi bisa merakit TV

NUSWANTARA COM - Meski hanya berpendidikan atau tamatan Sekolah Dasar (SD), MH (41) warga Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah cukup lihai dalam bidang elektronik. Dia mampu merakit TV dari bahan-bahan bekas dan yang ada di sekitar, lantas menjual hasil karyanya dengan harga bervariasi.

Televisi yang diproduksi MH berjenis tabung berukuran antara 14 inch sampai 17 inch. Dia memperoleh tabung dari pengepul barang bekas elektronik. Kemudian MH membeli casing dan remote yang banyak dijual di pasaran, lalu untuk kemasan dia memesan kardus sesuai merek.

Tetapi diduga karena faktor tidak tahu, kejeniusan MH membuatnya terjerat dalam kasus pidana dan berurusan dengan petugas Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng.

MH harus berurusan dengan hukum karena merangkai kembali televisi bermerek tanpa adanya izin resmi saat memasarkan televisi hasil rakitannya tersebut. Dengan membuka jasa reparasi elektronik bernama 'Haris Elektronik', tersangka MH mampu memproduksi televisi yang berasal dari monitor komputer yang sudah tidak terpakai.

mobil humer

3.
Warga Sleman bikin mobil Hummer mirip buatan Amerika

  NUSWANTARA COM - Siapa bilang mobil Hummer yang harganya miliaran rupiah hanya buatan Amerika saja. Di Sleman Yogyakarta, Eko Budi Rahmanto (60) warga Hargobinangun membuat mobil Hummer di bengkelnya sendiri.

Dia dibantu sembilan karyawannya membuat mobil Hummer dari nol hingga mewujudkan mobil yang siap jalan. Dari body mobil, kaca, spion, bemper semuanya dibuat sendiri. Jika dilihat sekilas maka tidak akan bisa membedakan mana mobil Hummer asli dan mana yang buatan Eko.

Ide pembuatan Hummer tersebut bermulai dari seorang teman Eko di Jakarta yang memiliki mobil Hummer rusak total. Bodi sudah ringsek dan mesin pun sudah mati. Dia pun kemudian ingin memperbaiki Hummernya tersebut.

"Saat itu saya menawarkan ke teman saya itu, sini tak bawa ke Yogya, nanti tak perbaiki. Waktu saya lihat itu, yang model bodi begini gampang buatnya," kata Eko .

Setelah dibawa ke Yogya, Eko mencari beberapa orang yang ahli membuat kerangka mobil. Saat itu dia ingat pernah meminta Yono seorang tukang las untuk memperbaiki mobil sedannya. Dia pun kemudian mengajak Yono untuk menggarap Hummer tersebut.

"Tahun 2001 saya pernah ketemu Yono, lalu saya ajak dia benerin mobil Hummer, hasilnya memuaskan, teman saya senang. Sejak tahun 2004 itu kemudian saya bikin usaha ini," ujarnya

Karya inovasi anak negeri

4.
Ciptakan mobil berbahan bakar kapur

  NUSWANTARA COM - Lima mahasiswa Universitas Brawijaya Malang membuat Mobil Exotric II yang digerakkan dengan menggunakan batu kapur dan direaksikan dengan larutan asam. Inovasi mereka lantas dilombakan dan memenangkan kompetisi Chem E-Car di Perth, Australia.

Ketua tim Universitas Brawijaya (UB), Dobita A Feleciana, mengatakan mobil yang dipamerkan dan diperagakan dalam kompetisi purwarupa (prototype) mobil dengan bahan bakar terbarukan yang diikuti sejumlah perguruan tinggi di Asia dan Australia ini menduduki peringkat kedua.

Kelima mahasiswa Fakultas Teknik dan mewakili UB di ajang tersebut adalah Dobita A Feliciana, Rizka Dwi Octaria, Dwi C Pujayanti, Afida Khofsoh, dan Sidiq Darmawan. "Mobil ini digerakkan dengan menggunakan batu kapur yang direaksikan dengan larutan asam," katanya, seperti dikutip dari Antara.

Mereka membuat mobil Exotric generasi pertama, namun hasilnya tidak maksimal karena campuran larutan batu kapur dan asam tersebut tidak mampu menghasilkan energi yang maksimal.

Namun demikian, purwarupa mobil yang diberi nama Exotric itu sempat diikutkan kompetisi internasional 3rd Chem-E-Car Indonesia Competition  di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), April lalu. Saat itu mereka juga berada di posisi kedua.

Menurut dia, semua tim dalam kompetisi ini ditantang untuk membuat mobil berjalan sejauh 19 meter dengan diberi beban tambahan 10 persen dari berat mobil.

"Jadi kami harus membuat komposisi bahan bakar yang tepat agar mobil dapat berjalan sejauh 19 meter dan hasilnya, pada 1st mobil tersebut mencapai jarak 17,26 meter, bahkan saat race kedua mobil ini juga mencapai 17,68 meter, sehingga tidak terlalu sempurna," ujarnya.

Berangkat dari kegagalan inilah, akhirnya mereka berupaya mengembangkan lagi mobil Exotric ini. Mobil ini diperbaiki dengan mengubah sistem transfer energi, sistem pemberhentian, reaksi kimia dan rangka yang lebih kuat dan ringan.

Mobil hasil perbaikan ini selanjutnya diberi nama Exotric generasi ke dua atau Exotric II. Sementara bentuk mobilnya, mirip dengan mobil-mobilan dengan remote control.

Dobita mengemukakan prinsip kerja mobil tersebut memanfaatkan reaksi antara batu kapur dengan Hcl. Reaksi ini akan menghasilkan reaksi eksotermis, kemudian panas reaksi diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan susunan bahan semikonduktor tipe-p dan tipe-n yang disusun sedemikian rupa dan energi listrik inilah yang digunakan untuk menggerakkan motor DC dan akan ditransmisikan ke roda mobil.

Dalam kompetisi internasional di Australia ini, posisi UB di bawah Universitas Teknologi Petronas Malaysia dan diatas Universitas Gajah Mada (UGM) Indonesia. Perwakilan dari Indonesia yang ikut kompetisi ini dari tiga perguruan tinggi, yaitu UGM 2 mobil, ITS 1 mobil dan UB 1 mobil.

"Tujuan dari kompetisi dan keberadaan mobil purwarupa ini untuk memberi alternatif lain bahan bakar dalam mengembangkan kendaraan yang diproduksi secara massal, apalagi bahan baku batu kapur di wilayah Malang ini cukup melimpah, terutama di Malang selatan," tegasny

Karya inovasi anak negeri

5.
Minyak jelantah untuk bahan bakar

NUSWANTARA COM - Berbagai upaya dan inovasi dilakukan para pemilik warung makan di tengah harga bahan bakar yang terus naik. Seperti yang dilakukan Hartanto, pemilik warung di Desa Gumpang, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pria yang sehari-hari berjualan nasi soto tersebut membuat terobosan bahan bakar alternatif. Yakni dengan memanfaatkan minyak sisa gorengan sebagai pengganti elpiji.

Menurut Hartanto proses penggunaan jelantah menjadi bahan bakar tidak terlalu rumit. Ada 3 peralatan yang harus disediakan untuk bisa memanfaatkan jelantah. Yakni, blower, selang dan tungku.

"Peralatannya mudah dicari atau mudah untuk membuatnya. Pertama kita buat tungku untuk memasak. Kemudian minyak jelantah kita masukkan ke jeriken yang sudah diberi selang dan kran pengatur aliran jelantah. Jeriken kami tempatkan dengan posisi lebih tinggi dari kompor akan mengalir ke dalam tungku," papar Hartanto.

Untuk mengatur suhu agar jelantah mudah terbakar, terang dia, tungku didesain dengan tinggi 30 sentimeter dan diameter 10 sentimeter. Kemudian di bagian bawah diberi lobang angin untuk blower udara dan membuat api dari jelantah bisa diatur besar kecilnya, dengan kran pengatur.

Menurut Hartanto, modifikasi minyak jelantah tersebut sangat efisien dan murah perawatannya. Dengan peralatan tersebut ia mengklaim bisa menghemat Rp 5 juta dalam sebulan.

"Saya bisa hemat Rp 5 juta sebulan, karena tidak harus membeli gas elpiji. Bahan bakar minyak jelantah juga mudah didapat," ujarnya.

Hartanto mengaku tidak begitu kesulitan mencari pasokan jelantah. Selain itu, panas yang dihasilkan bisa melebihi gas elpiji yang dulu biasa digunakan.

"Semenjak harga elpiji mahal, saya putar otak dan selama sebulan mencari ide, memanfaatkan minyak jelantah ini menjadi bahan bakar pengganti elpiji, dan akhirnya saya bisa lebih berhemat dan tak memakai elpiji lagi," ujarnya.
[NUSWANTARA COM]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar