Kamis, 23 April 2015

MANFAAT DAN KEUTAMAAN SHOLAT MAGRIB DAN ISYA.

MANFAAT DAN KEUTAMAAN SHOLAT MAGRIB DAN ISYA.


Ilustrasi.

NUSWANTARA COM
- SHOLAT MAGHRIB (Terapi Ginjal)

Pada waktu sholat maghrib hawa udara semakin menurun, sistem ginjal mulai menyesuaikan diri dengan alam dan energi disekitarnya. Ginjal dan kandung kemih adalah organ yang berpasangan. keduanya akan mengontrol tulang, sumsum dan otak. Kedua organ ini memainkan peran yang sangat penting dalam metabolisme air dan mengendalikan cairan tubuh. Gerakan sholat maghrib di waktu maghrib sangat membantu penyesuaian organ tubuh dengan keadaan alam sekitar. Karena gerakan sholat akan menjaga energi panas dalam tubuh agar selalu seimbang.

SHOLAT ISYA (Terapi Prikardium/Membuang Kelebihan Energi dari Jantung)

Shalat ini dilakukan sesudah habis waktu magrib hingga menjelang subuh, pada saat ini dimulailah system penurunan kerja organ internal yang telah di gunakan dalam aktivitas sehari, seluruh tubuh memasuki masa istirahat, terutama pada kerja jaringan yang di gunakan untuk gerak dan berfikir..

Waktu ini juga disebut sebagai relaksasi, pengenduran dan penormalan organ, jaringan otot, system saraf dan sebagainya..

Gerakan2 shalat mendukung kerja pericardium yang membuang kelebihan energy dari jantung, dengan di lepaskannya kelebihan energy secara alamiah, terciptalah stabilitas tinggi energy jantung sehingga proses istirahat tubuh menjadi sempurna.
Fungsi prikardium adalah membuang kelebihan energi dari jantung dan dikirim ke titik laogong yang terletak ditelapak tangan. Pada saat ini dimulai sistem penurunan kerja organ internal (seluruh tubuh akan memasuki masa istirahat) terutama kerja jaringan otot yang digunakan untuk gerak dan berfikir, waktu dan gerakan sholat Isya mengandung kerja prikardium yang membuang kelebihan energi dari jantung, sehingga proses istirahat menjadi sempurna.


KEUTAMAAN SHOLAT FARDU.


Ibn  Umar r.a. berkata ;  Rasulullah s.a.w. bersabda : "Pertama yang diwajibkan atas ummatku shalat lima waktu, dan pertama yang terangkat dari amal mereka shalat lima waktu, dan pertama yang akan ditanya dari amal mereka shalat lima waktu, maka siapa yang mengurangi sedikit daripadanya,"


maka Allah ta'ala berkata kepada Malaikat :



"Lihatlah apakah kamu dapatkan pada hamba-Ku itu shalat sunnat untuk mencukupi kekurangan-kekurangannya dalam fardhu, dan perhatikan puasa hamba-Ku pada bulan Ramadhan, bila kamu dapatkan ia mengurangi maka lihatlah apakah hamba-Ku telah mengerjakan puasa sunnat yang dapat kamu tambahkan yang kurang-kurang dari puasa Ramadhan, kemudian lihatlah zakat hamba-Ku, maka jika ada kekurangan, maka apakah ada padanya sedekah sunnat yang dapat ditambahkan pada zakat .yang wajib itu, maka semua yang fardhu-fardhu itu diperhitungkan sedemikian, dan itu semata-mata rahmat dan karunia Allah, dan jika masih ada kelebihan dalam amal kebaikannya diletakkan dalam timbangan amalnya, dan dipersilakan masuk surga. Dan bila tidak sesuatu dari itu, maka diperintahkan kepada Malaikat Zabaniyah : Tangkaplah ia dengan tangan dan kakinya kemudian dilemparkannya kedalam neraka"  (H.R. Alhakim)

Jabir r.a.
berkata : Nabi s.a.w. bersabda :
"Perumpamaan shalat lima waktu itu bagaikan sungai yang lebar mengalir dimuka pintu salah satu kamu, lalu ia mandi daripadanya tiap hari lima kali. Apakah yang demikian itu masih ada ketinggalan kotorannya." (H.R. Muslim).

Abu Dzar r.a.
berkata : Nabi s.a.w. keluar dimusim dingin, sedang daun pohon banyak rontok, maka ia mengambil dua dahan, sedang daunnya rontok maka bersabda : Hai Abu D-zar. Jawabku : Labbaika ya Rasulallah. Lalu bersabda :
"Seorang hamba muslim jika shalat dengan ikhlas karena Allah maka rontok dosa-dosanya sebagaimana rontok daun dari dahan pohon ini. " (H.R. Ahmad).

Ibn Umar r.a.
berkata : "Sesungguhnya seorang hamba bila ia berdiri shalat maka diletakkan semua dosa-dosanya diatas kepala dan kedua bahunya, maka tiap-tiap ruku' atau sujud rontok (berjatuhan) dosa-dosanya itu" (H.R. Atthabarani, Albaihaqi).

Usman r.a. berkata : Nabi s.a.w. bersabda : "Tiada seorang muslim yang tiba padanya waktu shalat fardhu lalu ia menyempurnakan wudhu' dan khusyu' serta ruku', sujudnya melainkan shalat itu menjadi penebus dosanya yang telah lalu, selama ia tidak berbuat dosa besar, dan yang demikian itu sepanjang masa." (H.R. Muslim).

Anas r.a. berkata : "Tiada dua Malaikat yang mencatat amal itu, menghadap pada Allah membawa shalat seorang dua kali sembahyang, melainkan Allah berkata pada kedua Malaikat itu; Aku persaksikan pada kamu berdua bahwa Aku telah mengampunkan pada hambaKu dosa-dosa yang terjadi diantara dua kali sembahyang itu. (HR. Albaihaqi).
NUSWANTARA COM.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar